Saturday, July 25, 2009

Desa Soya Dijadikan Kawasan Pusat Pengembangan Agro Wisata

AMBON-Desa Soya yang terletak di puncak Gunung Sirimau dengan hawanya yang sejuk dan tekstur tanah yang
sangat subur, menjadikannya sebagai modal utama Pemerintah Kota Ambon untuk mengembangkan kawasan tersebut
sebagai kawasan pusat pengembangan agro wisata. Pasalnya, selain buah durian asal desa Soya yang telah populer
hingga ke mancanegara karena kenikmatan rasa buahnya yang dimiliki, juga karena buah durian asal desa Soya telah
dilegitimasi menjadi buah unggulan nasional. Hal itu dikatakan, Wakil Walikota Ambon, Dra. Ny. Olivia Ltuconsina, dalam
sambutannya mengawali kegiatan penanaman perdana anakan durian asal negeri Soya, Sabtu (24/2) di desa Soya.
“Pengembangan durian di Negeri Soya ini akan menjadi inti bagi pengembangan dan perluasan plasma bagi
petani durian yang ada diwilayah seputar daerah Soya ini. Karena keunggulan durian Soya sudah dikenal dimana-mana
karena memiliki rasa yang sangat enak, dengan daging buah yang tebal disertai rasa manis yang diselimuti warna
daging buah kekuning-kuningan dan ditutup dengan kulit buah yang tipis”jelasnya. Olenya melalui even ini
Latuconsina menghimbau kepada kelompok tani negeri soya agar dapat memanfaatkan dana APBN tahun 2006 dengan
baik. Sehingga dengan perawatan serta pemeliharaan yang baik, maka hasilnya dapat dilihat setelah 3 hingga 4 tahun
kedepan dimana buah durian tersebut dapat tumbuh dan berkembang serta berdampak terhadap peningkatan
pendapatan petani. “Saya himbau kepada seluruh kelompok tani untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik mungkin, sehingga akan tiba waktunya, bisa dinikmati bersama-sama,”himbaunya. Kepala Dinas
Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kota Ambon, Ir. Helena Latupeirissa dalam sambutannya mengatakan, daerah
seluas 48 hektar ini akan mejadi daerah agro wisata yang akan ditanami sebanyak 5.500 anakan durian, dan akan
dilaksanakan oleh lima kelompok tani masing-masing kelompok Wanimatei, Polang, Prehi, Hukuluang dan Esak.
Kelima kelompok tani tersebut akan mengelolah anakan ini yang ditopang dengan Dana Bantuan Pinjaman Langsung
Masyarakat (BPLM) sebesar sebesar Rp.300 juta. “Jadi masing-masing kelompok ini memperoleh dana senilai
Rp. 52 juta hingga Rp. 62 juta, tergantung dari luas tanah arelanya. Sehingga penggunaan dana ini 60% untuk bibit,
pupuk dan obat-obatan, dan 40% untuk lingkungan lainnya, misalnya untuk keperluan tanah, pemeliharaan dan
sebagainya”katanya. Sementara untuk pengembangan penanamannya, pihaknya telah bekerjasama dengan
Balai Induk Holtikultura Dinas Provinsi Maluku. Kedepan pihaknya akan merencanakan untuk melatih atau mendidik
petani setempat sebagai penatar benih. Raja Desa Soya, Rido Rehatta mengatakan, tujuan pemkot Ambon untuk
menjadikan desa Soya sebagai kawasan Agro Wisata merupakan pekerjaan yang tidak semudah membalikan telapak
tangan. Harus dibarengi dengan kerjasama antara masyarakat desa Soya guna mendukung kegiatan tersebut. Kendati
demikian pihaknya sangat optimis untuk menjadikan daerah tersebut sebagai kawasan agro wisata. “Jadi
meskipun tak segampang yang kita pikirkan, tetapi saya sangat yakin bahwa dengan kerjasama masyarakat maka apa
yang dilakukan saat ini bisa berhasil sesuai dengan apa yang kita inginkan,”tandasnya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management