Wednesday, March 11, 2009

Bocah Bersisik Itu Kembali Tersenyum


Yusdika, bocah usia 10 tahun (kanan) asal Dusun Plosokerep, Singosari, Malang malu bersekolah karena kulitnya bersisik.

Rabu, 11 Maret 2009 | 08:03 WIB

BUKAN tanpa alasan para tetangga mengerumuni rumah Yusdika. Mereka diminta oleh dr Pri Hardjito untuk tidak mengucilkan Yusdika. Bocah dengan kulit bersisik selama ini mengaku dikucilkan oleh teman sepermainan. Mereka ogah bermain bersama Dika.

“Saya juga minta tolong Yusdika dijaga agar tidak stres. Ini juga akan membantu mengatasi penyakitnya. Mau kan?” pinta dr Pri Hardjito kepada para tetangga Yusdika.

“Ya, mau, Pak. Kami juga tidak mengucilkan kok,” celetuk para tetangga Yusdika.

Yusdika yang bertelanjang dada ini langsung sumringah mendengar celetukan sejumlah tetanggannya itu. Di sebelahnya, sang ibu, Muslikah (37), juga tampak riang karena anaknya mendapat perhatian. “Ini sudah saya harapkan sejak dulu,” ujar Muslikah lega.

Dr Pri langsung memeriksa penyakit Yusdika. Dari pengamatan sementara, ia menduga bocah yang ditinggal minggat bapaknya itu menderita penyakit kulit psoriasis. Awalnya, penyakit yang tidak menular ini tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh tubuh, tapi Yusdika diduga terkena psoriasis yang serius. “Sepertinya penyakit Yusdika sudah sampai ke tahap eritoderma (seluruh kulit menjadi merah dan bersisik),” tukasnya.

Sebagai pengobatan awal, Kepala Puskesmas Singosari itu memberikan obat jenis CorticoSteroid, Roborantia, dan beberapa jenis vitamin serta salep antiseptik. Obat-obat ini bersifat sementara. Kamis (12/3) nanti, Yusdika akan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk ditangani dokter spesialis kulit.

“Tapi terapi lain sangat dibutuhkan. Yusdika harus bisa diterima lingkungannya,” ujar dr Pri setelah menyadari Yusdika sangat sensitif. Sisik yang muncul sejak lahir itu membuat Yusdika minder dan mudah muram.

Dr Pri juga memeriksa mulut Yusdika. Ia menjulurkan lidahnya dan dilihatkan Yusdika sehat. Meski di sekujur tubuh dan kulit kepalanya dihinggapi penyakit kulit itu, wajah Yusdika memancarkan aura bahagia. Kadang-kadang ia juga menggerak-gerakan jari tangannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dr Wahyu WArifin berjanji memfasilitasi keberangkatan Yusdika ke RSSA Malang. “Pengobatannya akan digratiskan, apalagi keluarganya miskin,” kata dr Wahyu.

Camat Singosari Drs Cholik MM mengupayakan pendidikan Yusdika. Cholik meminta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Singosari memberi pendidikan gratis. “Selama masa pengobatan, Yusdika akan mendapat pelajaran privat dari guru SDN Dengkol III, Singosari, di rumahnya,” ungkap Cholik.

Hal ini dilakukan karena Yusdika dipastikan masih malu bersekolah karena kondisinya itu. “Semua biaya ditanggung oleh pemerintah,” tandasnya.

Wajah Yusdika senang. Sekolah merupakan pengharapan terbesar selain kesembuhan penyakitnya. “Saya ingin jadi tentara, Pak,” ungkap Yusdika pada Camat Singosari. (sylvianita w)

0 comments:

Post a Comment

Cara Berkomentar untuk yang tidak memiliki blog:
1. Klik selec profile --> pilih Name/URL
2. Isi nama kamu dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat fb kamu
3. Klik Lanjutkan
4. Ketik komentar kamu dan publish
Form komentar ini tanpa moderasi dan verifikasi, jangan kirim SPAM ya..

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management